Jumat, 11 Januari 2013

Dari Sebuah Diskotik

Lampu redup menyala.
Warna warna menusuk menyilaukan pandangan.
Tetapi si hitam kelam masih tetap berguncang dan menempel pada hitam kelam lainnya.
Air air haram duduk termangu mangu di gelas kaca, menunggu tuannya..
Lampu masih belum terang.
Suara suara petir dan kilat masih menyambar.
Tetapi si hitam kelam masih bercumbu dengan manisnya.
Menyatukan tiap-tiap helai kenikmatan menjadi sebuah sensasi.
Membiarkan, membuang puing-puing siksa yang masih menghantui jiwa.
Si hitam kelam masih bercinta dengan suara petir, dengan tetesan tetesan haram, dengan hitam kelam lainnya.
Lampu lagi-lagi masih terbatas.
Si hitam kelam masih meninggikan kakinya dengan sepatu jinjit agar terlihat berkelas.
Agar diakui di depan massa. Hahaha.
Si hitam kelam mengikat rambutnya dengan karet nasi goreng.
Bodohnya ia, masih terlihat begitu kampung.
Si hitam lagi-lagi masih belum sadar dan membiarkan dirinya dibuai kenikmatan semata.
Mencoba membuang sampah-sampah masalah, namun ia gagal.
Sampah sampah itu hanya menghilang sementara, tetapi tidak selesai
Lagi, si hitam kelam mulai gelisah. Sepatu jinjitnya mulai menusuk tumitnya.
Akhirnya si hitam meminum tetesan haram,
Menghisap gulungan abu,
Dan akhirnya keluar melalui pintu kaca.

2 komentar:

Glad if i can find your notes/comment/quotes here ♥
xoxo, Garnis Yoga Pratama